Saturday, 29 October 2011

Berkah dari Al Qur'an

Saya mulai menghafal Al Qur’an sejak Aliyah, tapi mulai fokus dan konsentrasi setelah lulus Aliyah atas perintah Bapak saya. Mulailah saya setoran hafalan dari juz 1 yang dibimbing oleh Bu Tin, beliau adalah lulusan pondok pesantren tahfidz Kudus, suaminya juga hafidz Al Qur’an. Selama 1 tahun saya berhasil setoran hafalan ke beliau kurang lebih 10 juz. Menginjak tahun kedua, saya pindah ke Jakarta untuk meneruskan kuliah di LIPIA. Di Jakarta, saya bergabung dengan salah satu lembaga tahfidz dan alhamdulillahnya gratis, disini saya menghafal dari juz belakang, yaitu dari juz 30 – 27, karena disambi kuliah, maka selama 2 tahun saya Cuma menambah hafalan 4 juz ditambah dengan mengulang-ngulang juz 1 – 10.

Karena setelah lulus kuliah saya mengajar di Bekasi, maka saya ingin mencari lembaga tahfidz di Bekasi juga dan alhamdulillahnya, di tempat saya mengajar, ternyata punya lembaga tahfidz juga, saya masuk ke situ atas perintah Ustadzah Ummi Rif’ah selaku ketua lembaganya yang waktu itu sempat mengetes saya waktu penerimaan guru baru, menurut pendapat beliau, J jadi malu, katanya saya lancar hafalannya (waktu itu saya dites Juz 27 surat An Najm) tapi, makhrajnya kurang bagus dan harus diperbaiki menurut standar lembaga yang dipimpinnya. Waktu itu aku langsung dimasukkan di kelompok tahfidz karena mungkin dianggap sudah ngafalin, tapi ternyata,…! Pas aku setoran hafalan, disuruh mulai  dari surat Al Ikhlas dan aku tidak hafal,  (bayangkan…Al Ikhlas gitu loo.. surat yang pendek) muter-muter gak ketemu ujung surat, karena gurunya terus memperbaiki makharijul hurufnya..satu persatu, akunya jadi bingung antara mengingat hafalan dan memperbaiki makhraj, aku sempat menangis dan berfikir berarti bacaanku selama ini salah dong… huhu…huhu…. Sedih deh, seperti tidak dihargai dan bodoh sekali gak bener baca Al Qur’annya.

Setelah itu, aku mutung.. gak mau setoran hafalan, malas.. (ini jangan ditiru ya ). Namun, Allah sungguh baik padaku, untuk mencarikan jalan agar aku tetap setoran. Guru-guru yang mengajar Al Qur’an di SDIT dikumpulkan jadi satu kelompok dan dibimbing langsung oleh Ustadzah Ummi Rif’ah, Alhamdulillah, aku sangat bersyukur waktu itu,karena dalam fikiran saya ustadzah ini orangnya bijaksana dannnn….. ternyata benar, orangnya baik dan bijaksana banget, aku disuruhnya meneruskan hafalanku aja tanpa mengulang lagi, aku memilih setoran ke beliau dari juz 3 dengan syarat makhrajku diperbaiki sambil jalan aja (otodidak). 

Dari sinilah keberkahan Al Qur’an itu bermula, sekitar tahun 2006 pasca tsunami Aceh, sekolah ku mengadakan kerja sama dengan Indosat untuk mendirikan sekolah islam di Sigli untuk membantu para anak-anak korban bencana  bersekolah  kembali dengan tim kurikulumnya dari sekolah kami dan penyandang dananya dari Indosat. Karena sekolah kami adalah tim kurikulum, maka otomatis semua yang berkaitan dengan masalah administrasi, managemen dan kurikulum pelajaran dirumuskan oleh pihak sekolah kami, termasuk bidang studi Al Qur’an. Awalnya yang mau dikirim ke Aceh untuk mengisi pelatihan Al Qur’an adalah koordinator Al Qur’an, tapi beliau hamil besar, terus diganti oleh guru senior, tapi ternyata tidak diizinkan suaminya karena punya anak kecil. Akhirnya tidak disangka-sangka aku malah yang dipilih kepala sekolahku untuk dikirim ke Aceh bersama dengan tim guru agama.. Subhanallah… tidak menyangka, karena secara dulu aku punya keinginan untuk mengunjungi tempat yang kental dengan nuansa keislamannya yaitu Brunai atau Aceh, ternyata hari itu Allah kabulkan keinginanku dulu.. karena aku salah satu guru Al Qur’an.

Keberkahan Al Qur’an muncul lagi, ini lebih dahsyat, ketika itu, yayasan sekolah saya mengadakan halal bi halal dan akan ada doorprize, kita  dari semua lembaga PGTK, TKIT, SDIT, SMPIT, LTQ diundang dan mendapatkan 1 undian untuk 1 orang mendapatkan doorprize yang disediakan oleh yayasan. Dalam hati aku berfikir, pasti tidak dapat, soalnya biasanya tidak pernah dapat hadiah. Tibalah pengundian dan benar aku termasuk yang tidak dapat hadiah, tapi.. eits… tunggu dulu, sebelum penutupan ternyata ketua yayasan kami diberikan kesempatan untuk berbicara dan ternyata beliau mau memberikan hadiah special untuk seseorang yang special juga yaitu hadiah umroh (wow… hebat ) dan untuk penentuan siapa yang berhak dapat hadiah itu, ketua yayasan menyerahkan sepenuhnya kepada istrinya kemudian istrinya menanyakan kepada ustdzah siapa kira-kira guru yang hafalannya paling banyak.. dan tidak menyangka ustadzah memilih aku sebagai orang special itu…(padahal waktu itu, aku baru setoran sampe 15 juz ) aku langsung meneteskan air mata bersyukur kepada Allah atas nikmatNya kepada ku yang kadang-kadang lupa bersyukur kepadaNya. ampuni hamba ya Allah.

Keberkahan yang lain, aku mendapatkan pasangan hidup juga karena keberkahan Al Qur’an, suamiku sekarang memilihku menjadi pendampingnya diantara alasannya karena aku punya hafalan Al Qur’an.

Keep Al Qur’an by reading and memorizing it.

Sydney, 26 Oktober 2011, 07.28

  








No comments:

Post a Comment