Inilah bukti bahwa Allah itu Maha Pemberi Rizki, seekor angsa yang menyuapi ikan-ikan di kolam, sungguh indah persaudaraan mereka. Kadang kita yang berakal malah sering lupa dengan kondisi saudara kita yang kekurangan, semoga kita semua terhindar dari sifat kikir dan tidak peduli dengan sesama.
Foto ini diambil di Auburn Botanical Garden, Sydney
Sunday, 30 October 2011
My new favorit food
Dulu aku gak suka banget yang namanya makanan berbau susu, tak terkecuali yogurt... kadang-kadang aku heran sama adikku yang doyan banget dengan yang namanya yogurt apapun merknya.. kalau aku beliin, pasti dia sueneng buanget... dan ternyata sekarang... sejak aku mencoba yogurt produk australia, aku jadi ketagihan... tiap hari jadi pengen ngecap yogurt... Yogurt.. you are my new favorit food..
Sate sosis bumbu santan
Bahan :
Sosis 8 biji
Bawang bombai
Tomat
Santan sedikit
Cara membuatnya :
Potong satu sosis menjadi 4 kemudian belah menjadi 4 juga.
Tumis bawang bombai, tomat, beri santan sedikit, masukkan sosis, biarkan sampai matang.
Tusuk sosis kemudian panggang...
Sosis ala kadarnya siap dinikmati... Yummmy...
Sosis 8 biji
Bawang bombai
Tomat
Santan sedikit
Cara membuatnya :
Potong satu sosis menjadi 4 kemudian belah menjadi 4 juga.
Tumis bawang bombai, tomat, beri santan sedikit, masukkan sosis, biarkan sampai matang.
Tusuk sosis kemudian panggang...
Sosis ala kadarnya siap dinikmati... Yummmy...
Opera House Open Day
Mungkin banyak yang penasaran dan bertanya-tanya, apa sih yang ada di dalam Opera House Sydney yang menjadi icon negara Australia.
Hari itu, ahad, 16 Oktober 2011, Opera House dibuka sehari free. Maka, berbondong orang-orang untuk mengunjunginya, termasuk saya dan suami, karena memang kesempatan langka ini hanya dibuka satu tahun sekali.
Setelah pulang dari undangan tasyakuran ulang tahun anaknya tetangga, kami berdua lamgsung meluncur ke lokasi, khawatir sudah tutup karena kabarnya hanya dibuka sampai sore...
Akhirnya terjawab sudah penasaran kami berdua tentang apa yang ada di dalamnya... seperti yang bisa dilihat di foto itu... :)
Sydney, 30 Oktober 2011
Hari itu, ahad, 16 Oktober 2011, Opera House dibuka sehari free. Maka, berbondong orang-orang untuk mengunjunginya, termasuk saya dan suami, karena memang kesempatan langka ini hanya dibuka satu tahun sekali.
Setelah pulang dari undangan tasyakuran ulang tahun anaknya tetangga, kami berdua lamgsung meluncur ke lokasi, khawatir sudah tutup karena kabarnya hanya dibuka sampai sore...
Akhirnya terjawab sudah penasaran kami berdua tentang apa yang ada di dalamnya... seperti yang bisa dilihat di foto itu... :)
Sydney, 30 Oktober 2011
Saturday, 29 October 2011
Tentang Doa
MEMILIH WAKTU, TEMPAT DAN MOMENTUM YANG TEPAT DALAM BERDOA
Diantara ajaran Rasulullah tentang doa adalah memperhatikan waktu, tempat dan momentum tertentu, dimana Allah berkenan menerima dan mengabulkan doa kita dan tidak menolaknya.
Adapun waktu-waktu itu adalah sebagai berikut :
1. Sepertiga terakhir dari waktu malam
2. Ketika azan sedang berkumandang
3. Antara azan dan iqamat
4. Setelah sholat wajib lima waktu
5. Ketika imam naik mimbar di waktu sholat jum’at sampai selesai sholat
6. Saat-saat terakhir setelah ashar di hari jum’at
Adapun tempat-tempat itu sebagai berikut :
1. Ketika melihat Ka’bah
2. Ketika melihat masjid Rasulullah saw.
3. Ketika melakukan thawaf di Baitullah
4. Ketika berada di Multazam
5. Ketika berada di belakang Maqam Ibrahim
6. Ketika berada di sisi sumur Zamzam
7. Ketika berada di bukit Shafa dan Marwah
8. Ketika berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina
9. Ketika berada di sisi Jamarat ( tempat melontar jumroh) yang Ula dan Wustha
10. Ketika berada di Masjid
Adapun momentum yang tepat untuk berdoa adalah sebagai berikut :
1. Ketika turun hujan
2. Ketika menghadapi barisan musuh dalam perang
3. Ketika sujud dalam sholat
4. Ketika sedang terzalimi
5. Ketika dalam perjalanan
6. Ketika hendak berbuka puasa
Sumber : Seni berdoa : Anis Matta
Disampaikan di pengajian ibu-ibu TPA Khairu Ummah
Sydney, 22 Oktober 2011
Berkah dari Al Qur'an
Karena setelah lulus kuliah saya mengajar di Bekasi, maka saya ingin mencari lembaga tahfidz di Bekasi juga dan alhamdulillahnya, di tempat saya mengajar, ternyata punya lembaga tahfidz juga, saya masuk ke situ atas perintah Ustadzah Ummi Rif’ah selaku ketua lembaganya yang waktu itu sempat mengetes saya waktu penerimaan guru baru, menurut pendapat beliau, J jadi malu, katanya saya lancar hafalannya (waktu itu saya dites Juz 27 surat An Najm) tapi, makhrajnya kurang bagus dan harus diperbaiki menurut standar lembaga yang dipimpinnya. Waktu itu aku langsung dimasukkan di kelompok tahfidz karena mungkin dianggap sudah ngafalin, tapi ternyata,…! Pas aku setoran hafalan, disuruh mulai dari surat Al Ikhlas dan aku tidak hafal, (bayangkan…Al Ikhlas gitu loo.. surat yang pendek) muter-muter gak ketemu ujung surat, karena gurunya terus memperbaiki makharijul hurufnya..satu persatu, akunya jadi bingung antara mengingat hafalan dan memperbaiki makhraj, aku sempat menangis dan berfikir berarti bacaanku selama ini salah dong… huhu…huhu…. Sedih deh, seperti tidak dihargai dan bodoh sekali gak bener baca Al Qur’annya.
Setelah itu, aku mutung.. gak mau setoran hafalan, malas.. (ini jangan ditiru ya ). Namun, Allah sungguh baik padaku, untuk mencarikan jalan agar aku tetap setoran. Guru-guru yang mengajar Al Qur’an di SDIT dikumpulkan jadi satu kelompok dan dibimbing langsung oleh Ustadzah Ummi Rif’ah, Alhamdulillah, aku sangat bersyukur waktu itu,karena dalam fikiran saya ustadzah ini orangnya bijaksana dannnn….. ternyata benar, orangnya baik dan bijaksana banget, aku disuruhnya meneruskan hafalanku aja tanpa mengulang lagi, aku memilih setoran ke beliau dari juz 3 dengan syarat makhrajku diperbaiki sambil jalan aja (otodidak).
Dari sinilah keberkahan Al Qur’an itu bermula, sekitar tahun 2006 pasca tsunami Aceh, sekolah ku mengadakan kerja sama dengan Indosat untuk mendirikan sekolah islam di Sigli untuk membantu para anak-anak korban bencana bersekolah kembali dengan tim kurikulumnya dari sekolah kami dan penyandang dananya dari Indosat. Karena sekolah kami adalah tim kurikulum, maka otomatis semua yang berkaitan dengan masalah administrasi, managemen dan kurikulum pelajaran dirumuskan oleh pihak sekolah kami, termasuk bidang studi Al Qur’an. Awalnya yang mau dikirim ke Aceh untuk mengisi pelatihan Al Qur’an adalah koordinator Al Qur’an, tapi beliau hamil besar, terus diganti oleh guru senior, tapi ternyata tidak diizinkan suaminya karena punya anak kecil. Akhirnya tidak disangka-sangka aku malah yang dipilih kepala sekolahku untuk dikirim ke Aceh bersama dengan tim guru agama.. Subhanallah… tidak menyangka, karena secara dulu aku punya keinginan untuk mengunjungi tempat yang kental dengan nuansa keislamannya yaitu Brunai atau Aceh, ternyata hari itu Allah kabulkan keinginanku dulu.. karena aku salah satu guru Al Qur’an.
Keberkahan Al Qur’an muncul lagi, ini lebih dahsyat, ketika itu, yayasan sekolah saya mengadakan halal bi halal dan akan ada doorprize, kita dari semua lembaga PGTK, TKIT, SDIT, SMPIT, LTQ diundang dan mendapatkan 1 undian untuk 1 orang mendapatkan doorprize yang disediakan oleh yayasan. Dalam hati aku berfikir, pasti tidak dapat, soalnya biasanya tidak pernah dapat hadiah. Tibalah pengundian dan benar aku termasuk yang tidak dapat hadiah, tapi.. eits… tunggu dulu, sebelum penutupan ternyata ketua yayasan kami diberikan kesempatan untuk berbicara dan ternyata beliau mau memberikan hadiah special untuk seseorang yang special juga yaitu hadiah umroh (wow… hebat ) dan untuk penentuan siapa yang berhak dapat hadiah itu, ketua yayasan menyerahkan sepenuhnya kepada istrinya kemudian istrinya menanyakan kepada ustdzah siapa kira-kira guru yang hafalannya paling banyak.. dan tidak menyangka ustadzah memilih aku sebagai orang special itu…(padahal waktu itu, aku baru setoran sampe 15 juz ) aku langsung meneteskan air mata bersyukur kepada Allah atas nikmatNya kepada ku yang kadang-kadang lupa bersyukur kepadaNya. ampuni hamba ya Allah.
Keberkahan yang lain, aku mendapatkan pasangan hidup juga karena keberkahan Al Qur’an, suamiku sekarang memilihku menjadi pendampingnya diantara alasannya karena aku punya hafalan Al Qur’an.
Keep Al Qur’an by reading and memorizing it.
Sydney, 26 Oktober 2011, 07.28
BUAH KETEGASAN BAPAKKU
Bapak kami Alm. Ah. Fadlol (Allaahummghfirlahu War Hamhu Wa’afiihi Wa’fu “anhu) sangat kami kagumi, apalagi setelah beliau menghadap Allah. Kami sangat merasakan didikan beliau setelah kami dewasa sekarang ini, nasehatnya sangat terpatri dalam hati kami. Sungguh kami anak-anaknya sangat berterima kasih kepadamu, mungkin kalau kami tidak mengindahkan nasehat dan didikanmu,kami anak-anakmu tidak menjadi seperti sekarang ini. Semoga kami bisa membahagiakanmu Bapak. Semoga Allah lapangkan kuburmu dan kita bisa berkumpul denganmu di surgaNya nanti. Aamiin…
Bapak orangnya tegas, tapi suka bercanda, kadang-kadang kami dibuatnya terpingkal-pingkal oleh gurauannya. Banyak lelucon-lelucon yang sering dilontarkan olehnya, terutama ketika sore hari, dimana kita sekelurga berkumpul menunggu azan maghrib. Beliau juga sangat tegas dalam menyikapi masalah, saya sebagai anak tertua dan perempuan merasakan sekali ketegasannya, terutama soal berteman dengan laki-laki. Maklum beliau lulusan pondok pesantren Kranji dan mulai masuk pondok sejak kelas 3 SD sampai menikah dengan ibu saya. Bayangkan, mungkin kalau dihitung-hitung bisa belasan tahun belajar di pondok, kalau orang jawa bilang sampe “ Nglothok”.
Diantara contoh ketegasan beliau kepada saya adalah :
Suatu hari, ada teman laki-laki SD saya yang bertamu ke rumah, waktu itu lagi lebaran, teman saya ini tanya ke bapak saya “ Farih e wonten Pak ? “ gak ono,lagi maen ke rumah kakeknya” jawab Bapak saya. Padahal saya waktu itu ada di dapur dan saya mendengar dengan jelas percakapan Bapak dengan teman saya tadi. Tidak berapa lama Bapak ke dapur menemui saya dan bilang : “ Rih, ojo metu lho.. nek kene bae !, saya menurut saja perintah beliau dan saya mengerti maksud beliau, agar saya tidak bertemu dengan teman laki-laki saya tadi atau kalau saya mau pergi Jam’iyah di malam hari di sekolah desa saya, pasti saya dianternya atau harus ada barengannya, padahal jarak antara rumah dan sekolah lumayan dekat.
Pernah juga suatu hari, saya meminta izin ke Bapak untuk ikut pelatihan Pembina Pramuka (kalau tidak salah, waktu itu saya duduk di MTs kelas 2), beliau tanya ke saya : “Yang ikut pelatihan, ada laki-lakinya tidak? Saya menjawab : “Pasti ada bapak, wong namanya pelatihan. Akhirnya karena tahu pesertanya ada laki-lakinya, beliau tidak mengizinkan saya untuk ikut, masih ingat dalam ingatan saya, beliau berkata :” kata Kyai saya,wong wedhok iku gak usah kenal laki-laki”. Saya sedih sekali waktu itu, tapi demi taat kepada orang tua, saya tidak jadi ikut pelatihan. Maka dari sinilah, didikan Bapak membentuk karakter saya yaitu cuek terhadap laki-laki,so saya jadi jarang ngobrol dengan teman laki-laki saya,apalagi berteman, apalagi di MTs, sekolahnya dipisah laki-laki dan perempuan. Saya juga tidak aktif di kepengurusan OSIS MTs, otomatis saya jadi tidak kenal sama laki-lak, padahal teman-teman perempuan saya, terutama yang jadi pengurus, suka ngobrol ngalor ngidul dengan sesama pengurus laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan saya yang agak kuper dengan pergaulan laki-laki, tapi waktu itu saya sangat menikmatinya, tidak ada perasaan berontak untuk sembunyi-sembunyi bertemu dengan laki-laki atau iri dengan teman-teman perempuan saya yang bebas bergaul. Penjagaan bapak terhadap saya dalam masalah pergaulan berlanjut sampai saya Aliyah. Baru ketika Aliyah kelas 2 atau 3, Bapak saya pernah nanya teman laki-lakinya ada berapa , Cuma sebatas itu kelonggaran saya dalam bergaul dengan kaum adam. Sampai-sampai ketika saya kuliah di STAIDRA, saya dibilang “judes” mungkin efek dari ketatnya bapak saya menjaga anak gadisnya. Nah, ketika saya kuliah di Jakarta, mulailah bapak melepas saya sepenuhnya, mau bergaul dengan siapa saja, tidak masalah bagi beliau, namun, tetap saja dinasehatin lewat surat atau ketika saya pulang ke rumah waktu liburan. Tapi, saya sendiri tidak terlalu merasa keenakan dengan bebasnya bergaul dengan laki-laki, hanya sebatas teman, mungkin karena nasehat beliau begitu “nancepnya” dalam hati saya, apalagi kuliah saya waktu itu juga dipisah antara laki-laki dan perempuan.
Setelah lulus Takmili LIPIA dan S1 Al Aqidah, saya mengajar di sebuah Sekolah Islam Terpadu (SDIT) IQRO’ di Bekasi, tepatnya di Pondok Gede, ternyata disinipun pergaulan saya dengan laki-laki dijaga oleh Allah, karena sekolah islam, maka guru-gurunyapun rata-rata faham agama dan tata cara bergaul dengan lawan jenis.Jadi lengkap sudah penjagaan Allah terhadap pergaulan saya dengan lawan jenis. Karena liku-liku pergaulan saya dengan lawan jenis terbatas dan terbilang ketet, maka dalam kamus hidup saya tidak ada istilah “pacaran” tapi yang ada ketika kenal langsung menikah, itulah prinsip hidup saya. Itulah yang membuat saya tidak banyak teman dari kaum adam dan mungkin membuat saya agak telat menikah ( J menurut versi saya dan juga orang tua) karena tidak punya link untuk berkenalan dengan laki-laki. Tapi,saya yakin seyakinnya, Allah akan memberikan suami yang terbaik untuk saya. Beberapa kali bapak mencarikan calon suami untuk saya dari tetangga desa, tapi sayanya kurang sreg..
Setelah bertahun-tahun menunggu sang pangeran sejati, akhirnya Allah kirimkan kepada saya seorang lelaki yang sholeh, lembut hatinya dan cerdas orangnya dan yang penting pinter ngaji (itu syarat dari bapak saya) lulusan pesantren, tapi juga lulusan STAN. Subhanallah pertemuan saya dengannya pun lewat skenario Allah yang indah, tanpa pernah bertemu sama sekali, hanya orang yang mengalaminya yang bisa merasakan nikmatnya.
Terima kasih ya Allah.. atas nikmat suami yang begitu baik kepada saya, bimbinglah saya untuk menjadi istri sholihah baginya. Allahumma Ijma’ bainana Fi Hubbika….
Sydney, 26 Oktober 2011, 06.28
Subscribe to:
Posts (Atom)