Sunday, 25 December 2011

The Sydney Tower

Ini lagi ngantri untuk menukar tiket,
Berpose dulu :)
The Sydney Tower adalah tempat tertinggi di Sydney, kalau di Indonesia adalah puncak Monas.Alhamdulillah saya dan suami serta teman-teman berkesempatan untuk naik ke lantai yang paling tinggi tanpa biaya, alias gratis. Padahal kalau bayar bisa $25 atau kalau mau yang lebih fantastik di luar gedung bayarnya $65... bbhww.. mahal juga euy..
inilah sebagian foto-foto kenangan itu :
Kalau ini, gambar tower-tower      tertinggi yang ada di dunia. hehe..
       Monas gak termasuk disini.


Gedung-gedung terlihat dari atas
                                                           






Hyde park terlihat dari atas"indah"

Foto di dalamnya

With my husband

Proyek Tahfizh for youth

Bulan desember sampai januari merupakan school holiday di Aussie, dimana kegiatan anak-anak sekolah hanya fokus di rumah saja. Suatu hari, aku ditawarin teman yang tinggal di Bankstown untuk membina tahfizh for youth di masa liburan ini. langsung saja aku iya kan permintaannya.
Mulailah aku dan suami berjibaku membuat konsep dan program untuk proyek ini. aku yang kebagian membuat programnya karena mungkin aku dianggap yang sudah pengalaman mengajar Al Qur'an sebelumnya, sedangkan suamiku bagian menterjemahkan ke bahasa inggrisnya, karena peserta tahfizh youth kali ini sebagian besar lahir di Aussie, walaupun mereka mengerti bahasa indonesia tapi untuk berbicara agak susah.
Di pertemuan pertama yaitu tanggal 13 Desember 2011, mulailah kami mengajar, aku yang membina youth girls dan suami yang pegang youth boys. kegiatan dimulai dengan pembukaan, tasmi' dan penjelasan program dilanjutkan dengan muraja'ah juz 30 dan acara initi yaitu setoran hafalan. Alhamdulillah kegiatan tahfizh day1 berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa kendala yang kami hadapi, tapi secara keseluruhan sukses. peserta yang hadir, putri : 7 dan putra : 15. Semoga di selanjutnya tambah lancar dan semangat.
Ya Allah Ridloilah kegiatan kami ini, jadikanlah kontribusi kami ini sebagai pemberat timbangan amal di akhirat nanti. Aamiin.....

Tuesday, 1 November 2011

Hadiah Puisi dari Suamiku

Istriku Bidadariku

Bidadariku,

Begitu sempurna Allah menciptakanmu
Melalui ayah bunda yang selalu mencintai dan menyayangimu
Juga mendidikmu dengan kasih sayang yang tak berpenghujung
Serta tak henti mengirimkan doa-doa maqbul kepadamu

Bidadariku,
Engkau adalah cerminan wanita Islam pilihan
Pribadimu begitu memesona orang yang memandang
Senyummu penuh keikhlasan dan ketulusan
Menyejukkan hati-hati yang kering gersang
Hatimu dipenuhi dengan sifat qonaah
Bibirmu terus basah dengan lantunan ayat-ayat suci
Sikapmu senantiasa terjaga sebening telaga surga

Bidadariku,
Tanggal 19 bulan 10 tahun ini di sebuah rumah suci
Disaksikan Allah, malaikat, dan mata-mata yang hadir
Engkau dan aku telah mengikrarkan mitsaqan ghalidzan
Perjanjian berat yang gunung pun hancur lebur bila memikulnya
Perjanjian yang menjadikan perubahan status pada diri kita
Engkau menjadi istri dan aku menjadi suami, pemimpin, dan qowwam

Istriku,
Saat ayahmu menjabat tanganku erat
Saat sighat ijab qabul terucap
Saat itulah tanggung jawab besar telah diletakkan di pundakku
Tanggung jawab untuk menjaga dan memuliakan dirimu, Sang Permata berharga
Engkau menjadi amanah terbesar yang pantang tuk disiakan
Seisi langit dan dunia akan melaknat aku bila kau sampai tersia, teraniaya

Istriku,
Kini lautan luas kehidupan baru t’lah terbentang di hadapan
Layar bahtera rumah tangga pun t’lah berkibar
Pertanda perjalanan menegakkan peradaban rabbani t’lah dimulai
Perjalanan nan panjang, berat, dan melelahkan
Perjalanan yang penuh badai, ombak, tapi kadang ada angin sepoi yang melenakan
Perjalanan yang dapat menghantarkan kita
Kepada Allah dan kenikmatan surga yang tlah dijanjikan
Namun, juga dapat menyeret kita kepada siksa jahannam yang tak terperikan

Istriku,
Dengan iringan doa barakah dari para handai taulan dan teman
Marilah kita bersama langkahkan kaki
Dengan menyebut asma Allah kita memulai
Menyemai, menyirami, dan merawat bibit generasi pilihan
Yang menjadi pengusung panji Islam ke penjuru alam
Generasi yang akrab dan dekat dengan Al Qur’an
Yang tidak hanya lancar di lisan, namun menjelma menjadi amalan

Istriku,
Suamimu ini hanyalah lelaki biasa
Yang penuh dengan kekurangan dan alpa
Yang kadang lalai dan terseok dalam kubangan dosa
Tetapi, suamimu memiliki azam untuk berusaha
Menjadi suami, pemimpin, dan qowwam yang baik untukmu
Yang dapat mengantarkan bahtera rumah tangga kita menuju surga
Rumah tangga yang diliputi dengan ketenangan, kasih sayang, dan keberkahan

Istriku,
Semoga Allah senantiasa dan selalu
Meliputi kita dengan keberkahan
Menghimpun kita dalam kebaikan
Menyatukan kita dalam cinta-Nya untuk selamanya
Di dunia dan kehidupan setelahnya
Dan, menjadikan kita sepasang pengantin surga


Lapangan Banteng Timur, Akhir Oktober 2007, Jam 8.08 WIB

The Most Beautiful Gift

Tanggal 19 Oktober 2011 kemarin adalah ulang tahun pernikahan kami yang ke-4. di hari itu aku ingin sekali meluangkan waktu sepenuhnya untuk suami begitu juga dengan suamiku meluangkan waktunya untukku. tak dinyana di pagi hari ada yang ngajakin jalan2 ke IKEA pusat perbelanjaan alat rumah tangga di Sydney, akhirnya kami berdua sepakat untuk memenuhi ajakan itu.
Untuk menuju ke Ikea kami harus naik bus dulu ke Central, kemudian naik train menuju ke Ikea.
Barang-barang yang dijual sungguh bagus n elegan, tapi harganya memang mahal-mahal, jadinya kita cuma beli beberapa cetakan puding yang lucu-lucu, toples super kecil dan alat untuk mencuci piring. Memang suami beberapa kali tanya ke aku, mau dibelikan apa untuk hadiah ulang tahun pernikahan kita.  tapi, sepertinya barang-barang yang dijual di situ bukan untuk level keluarga kita. ya udah, setelah aku pikir2, aku minta hadiah "kabel Internet" aja. Lho? murah meriah kan?hehe.. soalnya, laptop n netbook kami tidak bisa pakai  di rumah dengan internet automaticly /warelees kecuali harus pakai kabel dan yang bikin aku gak nyaman, kabelnya ada di ruang tamu, cuma 2 meteran, otomatis kalau kami pengen pake internet harus otong2 laptop keluar kamar dan itu bisa terjadi berkali-kali dalam sehari, pokoknya gak efektiflah... akhirnya setelah pulang dari Ikea, suami membelikan aku "hadiah kabel" sepanjang 20 meter yang bisa dibawa ke kamar. jadinya... sejak tanggal 19 Oktober 2011, kami bisa menggunakan internet dengan leluasa kapan saja tanpa harus bolak balik keluar masuk kamar kami. Thank you so much my lovely, it's the greatest and the most appropriare gift for me
I love you my Honey until whenever...


Sunday, 30 October 2011

Inilah bukti bahwa Allah itu Maha Pemberi Rizki, seekor angsa yang menyuapi ikan-ikan di kolam, sungguh indah persaudaraan mereka. Kadang kita yang berakal malah sering lupa dengan kondisi saudara kita yang kekurangan, semoga kita semua terhindar dari sifat kikir dan tidak peduli dengan sesama.

 Foto ini diambil di Auburn Botanical Garden, Sydney

My new favorit food

Dulu aku gak suka banget yang namanya makanan berbau susu, tak terkecuali yogurt... kadang-kadang aku heran sama adikku yang doyan banget dengan yang namanya yogurt apapun merknya.. kalau aku beliin, pasti dia sueneng buanget... dan ternyata sekarang... sejak aku mencoba yogurt produk australia, aku jadi ketagihan... tiap hari jadi pengen ngecap yogurt... Yogurt.. you are my new favorit food..

Sate sosis bumbu santan

Bahan :
Sosis 8 biji
Bawang bombai
Tomat
 Santan sedikit

Cara membuatnya :
 Potong satu sosis menjadi 4 kemudian belah menjadi 4 juga.
Tumis bawang bombai, tomat, beri santan sedikit, masukkan sosis, biarkan sampai matang.
 Tusuk sosis kemudian panggang...
 Sosis ala kadarnya siap dinikmati... Yummmy...
Sholat 'Idul Fitri, 4 November 2011 di kampus UNSW bersama komunitas muslim di sekitar Kingsford

Opera House Open Day

Mungkin banyak yang penasaran dan bertanya-tanya, apa sih yang ada di dalam Opera House Sydney yang menjadi icon negara Australia.
Hari itu, ahad, 16 Oktober 2011, Opera House dibuka sehari free. Maka, berbondong orang-orang untuk mengunjunginya, termasuk saya dan suami, karena memang kesempatan langka ini hanya dibuka satu tahun sekali.
Setelah pulang dari undangan tasyakuran ulang tahun anaknya tetangga, kami berdua lamgsung meluncur ke lokasi, khawatir sudah tutup karena kabarnya hanya dibuka sampai sore...
Akhirnya terjawab sudah penasaran kami berdua tentang apa yang ada di dalamnya... seperti yang bisa dilihat di foto itu... :)

Sydney, 30 Oktober 2011

Saturday, 29 October 2011

Tentang Doa

MEMILIH WAKTU, TEMPAT DAN MOMENTUM YANG TEPAT DALAM BERDOA
Diantara ajaran Rasulullah tentang doa adalah memperhatikan waktu, tempat dan momentum tertentu, dimana Allah berkenan menerima dan mengabulkan doa kita dan tidak menolaknya.
Adapun waktu-waktu itu adalah sebagai berikut :
1. Sepertiga terakhir dari waktu malam
2. Ketika azan sedang berkumandang
3. Antara azan dan iqamat
4. Setelah sholat wajib lima waktu
5. Ketika imam naik mimbar di waktu sholat jum’at sampai selesai sholat
6. Saat-saat terakhir setelah ashar di hari jum’at

Adapun tempat-tempat itu sebagai berikut :
1. Ketika melihat Ka’bah
2. Ketika melihat masjid Rasulullah saw.
3. Ketika melakukan thawaf di Baitullah
4. Ketika berada di Multazam
5. Ketika berada di belakang Maqam Ibrahim
6. Ketika berada di sisi sumur Zamzam
7. Ketika berada di bukit Shafa dan Marwah
8. Ketika berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina
9. Ketika berada di sisi Jamarat ( tempat melontar jumroh) yang Ula dan Wustha
10. Ketika berada di Masjid

Adapun momentum yang tepat untuk berdoa adalah sebagai berikut :
1. Ketika turun hujan
2. Ketika menghadapi barisan musuh dalam perang
3. Ketika sujud dalam sholat
4. Ketika sedang terzalimi
5. Ketika dalam perjalanan
6. Ketika hendak berbuka puasa
Sumber : Seni berdoa : Anis Matta
Disampaikan di pengajian ibu-ibu TPA Khairu Ummah 
Sydney, 22 Oktober 2011

Berkah dari Al Qur'an

Saya mulai menghafal Al Qur’an sejak Aliyah, tapi mulai fokus dan konsentrasi setelah lulus Aliyah atas perintah Bapak saya. Mulailah saya setoran hafalan dari juz 1 yang dibimbing oleh Bu Tin, beliau adalah lulusan pondok pesantren tahfidz Kudus, suaminya juga hafidz Al Qur’an. Selama 1 tahun saya berhasil setoran hafalan ke beliau kurang lebih 10 juz. Menginjak tahun kedua, saya pindah ke Jakarta untuk meneruskan kuliah di LIPIA. Di Jakarta, saya bergabung dengan salah satu lembaga tahfidz dan alhamdulillahnya gratis, disini saya menghafal dari juz belakang, yaitu dari juz 30 – 27, karena disambi kuliah, maka selama 2 tahun saya Cuma menambah hafalan 4 juz ditambah dengan mengulang-ngulang juz 1 – 10.

Karena setelah lulus kuliah saya mengajar di Bekasi, maka saya ingin mencari lembaga tahfidz di Bekasi juga dan alhamdulillahnya, di tempat saya mengajar, ternyata punya lembaga tahfidz juga, saya masuk ke situ atas perintah Ustadzah Ummi Rif’ah selaku ketua lembaganya yang waktu itu sempat mengetes saya waktu penerimaan guru baru, menurut pendapat beliau, J jadi malu, katanya saya lancar hafalannya (waktu itu saya dites Juz 27 surat An Najm) tapi, makhrajnya kurang bagus dan harus diperbaiki menurut standar lembaga yang dipimpinnya. Waktu itu aku langsung dimasukkan di kelompok tahfidz karena mungkin dianggap sudah ngafalin, tapi ternyata,…! Pas aku setoran hafalan, disuruh mulai  dari surat Al Ikhlas dan aku tidak hafal,  (bayangkan…Al Ikhlas gitu loo.. surat yang pendek) muter-muter gak ketemu ujung surat, karena gurunya terus memperbaiki makharijul hurufnya..satu persatu, akunya jadi bingung antara mengingat hafalan dan memperbaiki makhraj, aku sempat menangis dan berfikir berarti bacaanku selama ini salah dong… huhu…huhu…. Sedih deh, seperti tidak dihargai dan bodoh sekali gak bener baca Al Qur’annya.

Setelah itu, aku mutung.. gak mau setoran hafalan, malas.. (ini jangan ditiru ya ). Namun, Allah sungguh baik padaku, untuk mencarikan jalan agar aku tetap setoran. Guru-guru yang mengajar Al Qur’an di SDIT dikumpulkan jadi satu kelompok dan dibimbing langsung oleh Ustadzah Ummi Rif’ah, Alhamdulillah, aku sangat bersyukur waktu itu,karena dalam fikiran saya ustadzah ini orangnya bijaksana dannnn….. ternyata benar, orangnya baik dan bijaksana banget, aku disuruhnya meneruskan hafalanku aja tanpa mengulang lagi, aku memilih setoran ke beliau dari juz 3 dengan syarat makhrajku diperbaiki sambil jalan aja (otodidak). 

Dari sinilah keberkahan Al Qur’an itu bermula, sekitar tahun 2006 pasca tsunami Aceh, sekolah ku mengadakan kerja sama dengan Indosat untuk mendirikan sekolah islam di Sigli untuk membantu para anak-anak korban bencana  bersekolah  kembali dengan tim kurikulumnya dari sekolah kami dan penyandang dananya dari Indosat. Karena sekolah kami adalah tim kurikulum, maka otomatis semua yang berkaitan dengan masalah administrasi, managemen dan kurikulum pelajaran dirumuskan oleh pihak sekolah kami, termasuk bidang studi Al Qur’an. Awalnya yang mau dikirim ke Aceh untuk mengisi pelatihan Al Qur’an adalah koordinator Al Qur’an, tapi beliau hamil besar, terus diganti oleh guru senior, tapi ternyata tidak diizinkan suaminya karena punya anak kecil. Akhirnya tidak disangka-sangka aku malah yang dipilih kepala sekolahku untuk dikirim ke Aceh bersama dengan tim guru agama.. Subhanallah… tidak menyangka, karena secara dulu aku punya keinginan untuk mengunjungi tempat yang kental dengan nuansa keislamannya yaitu Brunai atau Aceh, ternyata hari itu Allah kabulkan keinginanku dulu.. karena aku salah satu guru Al Qur’an.

Keberkahan Al Qur’an muncul lagi, ini lebih dahsyat, ketika itu, yayasan sekolah saya mengadakan halal bi halal dan akan ada doorprize, kita  dari semua lembaga PGTK, TKIT, SDIT, SMPIT, LTQ diundang dan mendapatkan 1 undian untuk 1 orang mendapatkan doorprize yang disediakan oleh yayasan. Dalam hati aku berfikir, pasti tidak dapat, soalnya biasanya tidak pernah dapat hadiah. Tibalah pengundian dan benar aku termasuk yang tidak dapat hadiah, tapi.. eits… tunggu dulu, sebelum penutupan ternyata ketua yayasan kami diberikan kesempatan untuk berbicara dan ternyata beliau mau memberikan hadiah special untuk seseorang yang special juga yaitu hadiah umroh (wow… hebat ) dan untuk penentuan siapa yang berhak dapat hadiah itu, ketua yayasan menyerahkan sepenuhnya kepada istrinya kemudian istrinya menanyakan kepada ustdzah siapa kira-kira guru yang hafalannya paling banyak.. dan tidak menyangka ustadzah memilih aku sebagai orang special itu…(padahal waktu itu, aku baru setoran sampe 15 juz ) aku langsung meneteskan air mata bersyukur kepada Allah atas nikmatNya kepada ku yang kadang-kadang lupa bersyukur kepadaNya. ampuni hamba ya Allah.

Keberkahan yang lain, aku mendapatkan pasangan hidup juga karena keberkahan Al Qur’an, suamiku sekarang memilihku menjadi pendampingnya diantara alasannya karena aku punya hafalan Al Qur’an.

Keep Al Qur’an by reading and memorizing it.

Sydney, 26 Oktober 2011, 07.28

  








BUAH KETEGASAN BAPAKKU

Bapak kami Alm. Ah. Fadlol (Allaahummghfirlahu War Hamhu Wa’afiihi Wa’fu “anhu) sangat kami kagumi, apalagi setelah beliau menghadap Allah. Kami sangat merasakan didikan beliau  setelah kami dewasa sekarang ini, nasehatnya sangat terpatri dalam hati kami. Sungguh kami anak-anaknya sangat berterima kasih kepadamu, mungkin kalau kami tidak mengindahkan nasehat dan didikanmu,kami anak-anakmu tidak menjadi seperti sekarang ini. Semoga kami bisa membahagiakanmu Bapak. Semoga Allah lapangkan kuburmu dan kita bisa berkumpul denganmu di surgaNya nanti. Aamiin…

Bapak orangnya tegas, tapi suka bercanda, kadang-kadang kami dibuatnya terpingkal-pingkal oleh gurauannya. Banyak lelucon-lelucon yang sering dilontarkan olehnya, terutama ketika sore hari, dimana kita sekelurga berkumpul menunggu azan maghrib. Beliau juga sangat tegas dalam menyikapi masalah, saya sebagai anak tertua dan perempuan merasakan sekali ketegasannya, terutama soal berteman dengan laki-laki. Maklum beliau lulusan pondok pesantren Kranji dan mulai masuk pondok sejak kelas 3 SD sampai menikah dengan ibu saya. Bayangkan, mungkin kalau dihitung-hitung bisa belasan tahun belajar di pondok, kalau orang jawa bilang sampe “ Nglothok”. 

Diantara contoh ketegasan beliau kepada saya adalah : 

Suatu hari, ada teman laki-laki SD saya yang bertamu ke rumah, waktu itu lagi lebaran, teman saya ini tanya ke bapak saya “ Farih e wonten Pak ? “ gak ono,lagi maen ke rumah kakeknya” jawab Bapak saya. Padahal saya waktu itu ada di dapur dan saya mendengar dengan jelas percakapan Bapak dengan teman saya tadi. Tidak berapa lama Bapak ke dapur menemui saya dan bilang : “ Rih, ojo metu lho.. nek kene bae !, saya menurut saja perintah beliau  dan saya mengerti maksud beliau, agar saya tidak bertemu dengan teman laki-laki saya tadi atau kalau saya mau pergi Jam’iyah di malam hari di sekolah desa saya, pasti saya dianternya atau harus ada barengannya, padahal jarak antara rumah dan sekolah lumayan dekat. 

Pernah juga suatu hari, saya meminta izin ke Bapak untuk ikut pelatihan Pembina Pramuka (kalau tidak salah, waktu itu saya duduk di  MTs kelas 2), beliau tanya ke saya : “Yang ikut pelatihan, ada laki-lakinya tidak?  Saya menjawab : “Pasti ada bapak, wong namanya pelatihan. Akhirnya karena tahu pesertanya ada laki-lakinya, beliau tidak mengizinkan saya untuk ikut, masih ingat dalam ingatan saya, beliau berkata :” kata Kyai saya,wong wedhok iku gak usah kenal laki-laki”. Saya sedih sekali waktu itu, tapi demi taat kepada orang tua, saya tidak jadi ikut pelatihan. Maka dari sinilah, didikan Bapak membentuk karakter saya yaitu cuek terhadap laki-laki,so saya jadi jarang ngobrol dengan teman laki-laki saya,apalagi berteman, apalagi di MTs, sekolahnya dipisah laki-laki dan perempuan. Saya juga tidak aktif di kepengurusan OSIS MTs, otomatis saya jadi tidak kenal sama laki-lak, padahal teman-teman perempuan saya, terutama yang jadi pengurus, suka ngobrol ngalor ngidul dengan  sesama pengurus laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan saya yang agak kuper dengan pergaulan laki-laki, tapi waktu itu saya sangat menikmatinya, tidak ada perasaan berontak untuk sembunyi-sembunyi bertemu dengan laki-laki atau iri dengan teman-teman perempuan saya yang bebas bergaul. Penjagaan bapak terhadap saya dalam masalah pergaulan berlanjut sampai saya Aliyah. Baru ketika Aliyah kelas 2 atau 3, Bapak saya pernah nanya teman laki-lakinya ada berapa , Cuma sebatas itu kelonggaran saya dalam bergaul dengan kaum adam. Sampai-sampai ketika saya kuliah di STAIDRA, saya dibilang “judes” mungkin efek dari ketatnya bapak saya menjaga anak gadisnya. Nah, ketika saya kuliah di Jakarta, mulailah bapak melepas saya sepenuhnya, mau bergaul dengan siapa saja, tidak masalah bagi beliau, namun, tetap saja dinasehatin lewat surat atau ketika saya pulang ke rumah waktu liburan. Tapi, saya sendiri tidak terlalu merasa keenakan dengan bebasnya bergaul dengan laki-laki, hanya sebatas teman, mungkin karena nasehat beliau begitu “nancepnya” dalam hati saya, apalagi kuliah saya waktu itu juga dipisah antara laki-laki dan perempuan. 

Setelah lulus Takmili LIPIA dan S1 Al Aqidah, saya mengajar di sebuah Sekolah Islam Terpadu (SDIT) IQRO’ di Bekasi, tepatnya di Pondok Gede, ternyata disinipun pergaulan saya dengan laki-laki dijaga oleh Allah, karena sekolah islam, maka guru-gurunyapun rata-rata faham agama dan tata cara bergaul dengan lawan jenis.Jadi lengkap sudah penjagaan Allah terhadap pergaulan saya dengan lawan jenis. Karena liku-liku pergaulan saya dengan lawan jenis terbatas dan terbilang ketet, maka dalam kamus hidup saya tidak ada istilah “pacaran” tapi yang ada ketika kenal langsung menikah, itulah prinsip hidup saya. Itulah yang membuat saya tidak banyak teman dari kaum adam dan mungkin membuat saya agak telat menikah ( J menurut versi saya dan juga orang tua) karena tidak punya link untuk berkenalan dengan laki-laki. Tapi,saya yakin seyakinnya, Allah akan memberikan suami yang terbaik untuk saya. Beberapa kali bapak mencarikan calon suami untuk saya dari tetangga desa, tapi sayanya kurang sreg..

Setelah bertahun-tahun menunggu sang pangeran sejati, akhirnya Allah kirimkan kepada saya seorang lelaki yang sholeh, lembut hatinya dan cerdas orangnya dan yang penting pinter ngaji (itu syarat dari bapak saya) lulusan pesantren, tapi juga lulusan STAN. Subhanallah pertemuan saya dengannya pun lewat skenario Allah yang indah, tanpa pernah bertemu sama sekali, hanya orang yang mengalaminya yang bisa merasakan nikmatnya.
Terima kasih ya Allah.. atas nikmat suami yang begitu baik kepada saya, bimbinglah saya untuk menjadi istri sholihah baginya. Allahumma Ijma’ bainana Fi Hubbika….

Sydney, 26 Oktober 2011, 06.28